Gunung Rajabasa adalah gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang terdapat di Selat Sunda di bagian tenggara dari Sumatra, terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Memiliki puncak kawah dengan lebar 500x700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi. Walaupun aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung. Terjadi kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei 1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi. Gunung Rajabasa kurang lebih berjarak 5 km dari Kota Kalianda ke arah selatan, terletak tidak jauh dari pantai sehingga gunung ini bisa terlihat dari laut pada penyeberangan Pelabuhan Merak - Pelabuhan Bakauheni. Dari sisi kehutanan, masuk wilayah kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL Unit XIII Lampung. Atau UPTD KPH XIII Gunung Rajabasa โ Way Pisang โ Batu Serampok. Di bawah kendali Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Dilihat dari topografi, Gunung Rajabasa memiliki dataran rendah, dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, perbukitan dan perbukitan tinggi. Sedangkan lerengnya memiliki area datar, miring, curam dan sangat curam.
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThe sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors in the area of Benteng Saksi and Kuripan Saka sites, it does not indicate any problems in terms of the basic physical aspects of the area. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rusyanti Agel KramaIrwan SetiawidjayaThe Gulf is an area of water jutting inland and is often used as a port. In the 15th century โ 17 M the Gulf of Semangka was passed by a sea-trading route before heading to Teluk Betung. However, this region is rarely mentioned in historical sources even though the ancient settlements have been found in the upstream of the Way Semangka since in the 10th century, so the absence of historical records in the downstream area or the gulf of Semangka becomes an important problem to solve. Through a descriptive reasoning method with geoarchaeological surveys and interviews, there were found 15 ancient settlements in the gulf of Semangka area as well as on a floodplain by leaving ceramic fragments from the 19 โ 20 century. Results indicated that the settlement allegedly was built by the initial settlers of the Saibatin clan whose inhabiting the Gulf of Semangka through a short-haul river, and cross the ridge. The gap of settlement chronology between upstream and downstream is indicated due to the environmental vulnerability in this region as a result of its position on the active-control of Semangka fault. Keywords Ancient settlement, the gulf of Semangka, Tanggamus. AbstrakTeluk merupakan wilayah perairan yang menjorok ke daratan dan seringkali dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Pada abad ke-15-17 M wilayah Teluk Semangka dilewati sebagai jalur perdagangan sebelum menuju Teluk Betung. Meskipun demikian, wilayah ini jarang sekali disebut dalam sumber sejarah, padahal permukiman kuno telah ada di bagian hulu Way Semangka sejak abad 10 M. Absennya catatan sejarah di wilayah hilir atau teluk Semangka menjadi masalah yanng menarik. Melalui metode penalaran deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei geoarkeologi dan wawancara, ditemukan 15 titik permukiman di kawasan Teluk Semangka dan sekaligus berada pada dataran limpahan banjir. Artefak yang ditemukan dominan berupa fragmen keramik abad ke19-20 M. Hasil penelitian mengindikasikan permukiman tersebut sebagai sebaran dari pemukim awal marga saibatin yang mendiami wilayah Teluk Semangka yang datang dari hulu di wilayah Liwa melalui sungai Semangka yang curam dengan jarak pendek, melintasi hutan dan punggung bukit. Jauhnya rentang kronologi permukiman antara hulu dan hilir diindikasi karena faktor kerentanan lingkungan akibat bencana karena lokasinya dipengaruhi oleh kontrol aktif sesar Semangka. Kata kunci Permukiman kuno, Teluk Semangka, TanggamusIda FaridaEndang RochmiatunNyimas Umi Kalsump class="MsoNormal" style="text-align justify;"> Artikel ini mengkaji tentang peran Sungai Musi dalam perkembangan peradaban Islam di Palembang yang dipengaruhi oleh Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Kajian historis mengambil rentang waktu pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai Hindia-Belanda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Morfologi perkotaan Palembang mengikuti alur Sungai Musi mulai dari muara Sungai Ogan sampai ke muara Sungai Komering dengan bentuk seperti pita. Karena sangat ditentukan oleh sungai, maka ketika Islam berkembang di daerah ini membentuk peradaban sesuai dengan kondisi geografisnya. Pada masa Hindia-Belanda, beberapa warisan peradaban ini mengalami penyesuaian dengan kepentingan politik pembangunan. Morfologi Palembang berubah menjadi โkota daratanโ. Meski belum sepenuhnya, ada upaya adaptasi dari masyarakat atas perubahan-perubahan itu. Morfologi kota berubah, dari waterfront menjadi waterback . Simbol-simbol Islam lokal mulai tergantikan dengan simbol-simbol kolonialis. Bahkan, arsitektur masjid dan keraton tidak luput dari unsur-unsur kolonialis. Kata Kunci Sungai Musi, peradaban Islam, Palembang.
BANDARLAMPUNG, KOMPAS โ Setelah dua kali erupsi pada Jumat (10/4/2020) malam, Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, masih terus mengeluarkan letusan kecil, Sabtu (11/4). Hujan abu sampai Pulau Sebesi hingga pesisir Kecamatan Rajabasa.
Lokasi Gunung RajabasaCara Menuju Gunung RajabasaCatatan Aktif Gunung RajabasaHarga Tiket MasukPotensiTopografi SingkatJalur Pendakian Gunung RajabasaWaktu/Lama Pendakian Gunung RajabasaMisteri Batu Cukup Gunung RajabasaKesimpulan Gunung Rajabasa memiliki hutan dengan tutupan pepohonan yang bagus. Gambar ist Gunung Rajabasa โ Sudah tahu gunung apa yang ada di Kabupaten Lampung Selatan? Kalau kamu melewati Jalan Tol dari Bandar Lampung ke Bakauheni, kamu bisa melihatnya di sebelah kanan. Atau kalau kamu menyeberang dari Merak โ Bakauheni juga bisa melihatnya di kejauhan. Gunung Rajabasa adalah gunung berapi, selain Gunung Anak Krakatau, di Lampung Selatan. Tinggi puncaknya adalah meter diatas permukaan laut dpl. Sedangkan kawahnya memiliki ukuran sekitar 500 x 700 meter. Atau sekitar meter persegi. Baca juga* Air Terjun Way Kalam di Lampung Selatan Lokasi Gunung Rajabasa Gambar ist Gunung ini berada di ujung Selatan Pulau Sumatera bagian Timur. Kalau ditarik garis lurus, sejajar dengan Pulau Legundi, Pulau Tabuan, Pantai Kaur Gading di Teluk Semaka. Puncaknya berada di arah Tenggara Kota Kalianda dan Kota Bandar Lampung. Atau arah Barat Laut dari Pelabuhan Bakauheni. Kalau kita terbang dengan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Radin Inten II, gunung ini bisa kita lihat kalau kita duduk di sisi kiri pesawat. Terlihat saat pesawat mendekati Pulau Sumatera. Secara administratif, masuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung Sedangkan dari sisi kehutanan, masuk wilayah kerja KPHL Unit XIII Lampung. Atau UPTD KPH XIII Gunung Rajabasa โ Way Pisang โ Batu Serampok. Di bawah kendali Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Cara Menuju Gunung Rajabasa Foto ist Kalau dari Jakarta, kamu bisa menggunakan kendaraan umum. Setelah tiba di Pelabuhan Bakauheni, bisa menggunakan sewa angkot yang menuju Kalianda. Kalau naik bus langsung, bisa naik bus Damri Jakarta Lampung yang berangkat dari Stasiun Gambir. Bilang saja turunnya di Rumah Makan Siang Malam Kalianda. Namun baiknya sebelum berangkat, pastikan dulu harus naik apa ke titik awal pendakian. Apa sewa ojek atau angkot di sekitaran Kalianda. Sedangkan kalau menggunakan kendaran pribadi, bisa arahkan kendaraan menuju Kota Kalianda. Catatan Aktif Gunung Rajabasa Gunung ini yang kebanyakan masyarakat tahu adalah gunung yang tidak aktif. Karena tidak ada pemberitaan mengenai aktivitas gunung apinya di masa sekarang. Namun menurut info yang saya baca di Wikipedia, dikatakan bahwa Gunung Rajabasa pernah dilaporkan terjadi kenaikan aktivitas. Dijelaskan, aktif pada bulan April 1863 dan Mei 1892. Dan sampai artikel ini dibuat, saya belum mengetahui informasi apakah gunung ini pernah erupsi atau tidak. Harga Tiket Masuk Saya juga mencari informasi, apakah untuk mendaki seorang pendaki harus membayar tiket/retribusi. Dalam beberapa berita dikatakan bahwa pengunjung/pendaki nantinya akan dikenakan sistem tiket. Namun pemberlakukannya sepertinya tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Pihak KPH sepertinya kawatir juga akan memberatkan pendaki yang ingin mendaki. Kalaupun nanti diberlakukan, dipastikan biayanya akan sangat terjangkau. Potensi Gunung Rajasa memiliki beberapa potensi. Ada potensi energi panas bumi, potensi konservasi, dam juga potensi wisata. Dalam beberapa sumber, potensi panas buminya bisa digunkanan tanpa merusak alam. Karena eksploitasi panas bumi tidak lah seperti eksploitasi penambangan. Potensi wisata yang berada di sekitar Gunung Rajabasa juga sangat menarik. Ada aliran air yang jernih, air terjun yang indah, serta mata air panas. Yang saya suka dari gunung ini adalah tutupan pepohonannya yang bagus. Saat mengunjungi air terjun Way Kalam, saya terpesona dengan pepohonannya yang masih rapat. Padahal lokasinya masih berada di bawah di kaki gunung dan dekat dengan pemukiman warga. Baca juga* Asyiknya Berendam di Way Belerang Simpur, Hangat dan Jernih! Topografi Singkat Secara topografi, Gunung Rajabasa memiliki dataran rendah, dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, perbukitan dan perbukitan tinggi. Sedangkan lerengnya/kelerengan terdiri dari; area datar, miring, curam dan sangat curam. Jalur Pendakian Gunung Rajabasa Foto ist Memang jalur pedakian GunungRajabasa tidaklah seberat banyak gunung tinggi lain di Indonesia. Namun bukan berarti tidak layak untuk didaki. Menurut kawan-kawan pecinta alam, khususnya pendaki gunung, ada beberapa jalur pendakian di Gunung Rajabasa. Namun yang menurut mereka terdekat adalah berangkat dari Desa Sumur Kumbang. Jarak puncak dari desa ini sekitar 6 kilometer. Menuju Pos 1 Sama seperti di berbagai gunung di Lampung, biasanya di awal pendakian kita akan melewati kebun kopi atau coklat. Demikian pula saat kita memulai mendaki di Gn Rajabasa. Setelah berjalan sekitar 2 jam, kita akan tiba di Pos 1. Di sini ada sumber mata air yang jernih. Kamu bisa menggunakannya sebagai sumebr air minum untuk bekal dibawa ke puncak. Perlu dicatat, tidak ada sumber air lagi setelah melewati Pos 1. Saat di sini pastikan bekal airmu cukup untuk pergi ke puncak. Menuju Pos 2 Melanjutkan perjalanan, kamu masih akan menemui lahan kebun yang dikelola warga. Setelah kira-kira tengah perjalanan sebelum Pos 2, kamu akan menjumpai Gerbang Rimba. Sesuai namanya, sepertinya gerbang ini menjadi penanda area yang sudah tidak bisa dikelola oleh warga. Setelah Gerbang Rimba kita akan melewati hutan yang asri tanpa kebun kopi, coklat, atau cengkeh. Dari sini juga kamu bisa melihat pemandangan di bawah. Sudah terlihat Teluk Lampung dan garis pantai pesisir Lampung Selatan. Menuju Pos 3 dan Pos 4 Track selanjutnya akan terasa semakin menanjak. Banyak pepohonan besar dengan dedaunan yang lebat. Memberikan suasana yang rimbun dan teduh. Kamu akan merasakan benar-benar merasa di hutan saat melintasi jalur ini. Menuju Pos 4 dan Pos 5 Jalur trekking selanjutnya sedikit berbeda dengan jalur sebelum yang lebih rindang. Di jalur menuju pos 4 dan 5, pepohonannya tidak selebat jalur di bawahnya. Kamu bisa melihat pemandangan sekitar yang terlihat indah dari ketinggian. Bagi yang ingin menginap, bisa menjadikan pos 5 sebagai lokasi mendirikan tenda. Area Puncak Foto ist Menuju puncak dari pos 5 sudah tidak jauh lagi, bahkan sudah sangat dekat. Kamu hanya memerlukan waktu beberapa menit saja menempuh jarak beberapa meter untuk sampai di puncak Gunung Rajabasa. Begitu sampai di puncak, kamu bisa menikmati bentangan alam yang indah memesona. Bisa melihat laut Teluk Lampung dan Selat Sunda. Serta hijaunya pepohonan hutan di bawahnya. Waktu/Lama Pendakian Gunung Rajabasa Foto ist Menurut cerita dari kawan-kawan, waktu pendakina Gn Rajabasa termasuk sedang. Tidak lama dan tidak sebentar. Dari Desa Sumur Kumbang ke puncak memerlukan waktu sekitar 7 jam. Misteri Batu Cukup Gunung Rajabasa Ada satu cerita misteri yang berkembang kemana-mana dari generasi ke generasi. Yaitu keberadaan Batu Cukup atau Batu Pancukupan. Asal usul nama Batu Cukup adalah karena diyakini bisa menampung berapapun jumlah orang yang menaikinya. Ada juga kawan yang bercerita tentang kisah mistis keberadaan Batu Pancukupan ini. Ada keanehan saat berada di area yang dipercaya sebagai pusatnya mistik Gunung Rajabasa. Namun mereka merasa aman-aman saja saat menginap/tidur di tenda di sekitar batu tersebut. Baca juga* Pesona Pantai Marina Lampung Selatan Kesimpulan Demikian sedikit informasi jalur pendakian dan informasi terkait lainnya mengenai Gunung Rajabasa. Memang tidak semua bisa mendaki gunung. Namun dengan membaca artikel ini paling tidak bisa menambah wawasanmu mengenai salah satu potensi wisata Lampung Selatan ini. Yang harus diingat adalah, selalu utamakan kesehatan, keamanan, dan keselamatan. Pastikan staminamu cukup baik saat mendaki dan menuruni gunung. Kalau tidak yakin, lebih baik tidak usah mendaki. Bagi yang hobi naik gunung, Gunung Rajabasa sangat pantas untuk masuk ke dalam daftarmu. Untuk menambah daftar gunung yang sudah kamu daki di Lampung. Salam lestari!
Ruteuntuk menuju ke air terjun Way Tayas melalui jalan menuju arah kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Dari Kota Kalianda terus ke arah kawasan wisata Lampung Selatan yang melewati pantai-pantai : pantai Guci Batu Kapal, pantai Canti, pantai Banding Resort, terus sebelum pantai Wartawan, anda akan menemukan plank Kawasan Wisata
GunungRajaBasa Lampung Selatan gunung raja basa kalianda lamsel 0.00 Miles Away; Lapangan Tenis Radin Intan Kalianda Kalianda Lampung Selatan 0.07 Miles Away; Kantor Kecamatan Penengahan 0.10 Miles Away; Puskesmas Rawat Inap Penengahan 0.13 Miles Away; Kota Kalianda 0.20 Miles Away; Pasuruan, Penengahan JL Lintas Sumatera
KebandakhanRaja Basa (Pesisir) adalah Kebandakhan yang berada di wilayah kaki gunung Raja Basa, Kabupaten Tanggamus saat ini, Indonesia.Sejarah Kebandakhan ini diketahui sudah terbentuk sejak era kolonial Portugis abad ke-16. Saat itu masyarakat dari pulau Jawa menggunakan istilah orang Sabrang untuk menyebut orang Lampung.
STUDIPEMBANGUNAN PLTP GUNUNG RAJABASA KALIANDA 110 MW DALAM PROYEK PERCEPATAN 12.000 MW PT PLN (PERSERO) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI LAMPUNG SELATAN. Anton Prasetyo P NRP 2204100029 Dosen Pembimbing Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng Ir. Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi
qO4LoHU. gssjwhz65g.pages.dev/229gssjwhz65g.pages.dev/61gssjwhz65g.pages.dev/90gssjwhz65g.pages.dev/39gssjwhz65g.pages.dev/127gssjwhz65g.pages.dev/268gssjwhz65g.pages.dev/297gssjwhz65g.pages.dev/466
sejarah gunung rajabasa lampung selatan